SBMPTN sebentar lagi - tips

Nih saya mau berbagi lagi untuk anak-anak kelas XII yang lagi ‘mabok2nya’ belajar demi mengejar Perguruan Tingi Negeri (PTN) impian.
Perlu diingat ya, jangan hanya focus belajar untuk UN (Ujian Negara), tapi lebih focuslah belajar untuk SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), sebab meminjam istilah Vira : ibaratnya soal UN cabenya hanya 1, tapi soal SBMPTN cabenya 99!
Kebayang betapa susahnya soal-soal di SBMPTN.
Selain itu, UN pasti lulus (kalo ga bego-bego amat), SBMPTN?? Wowww ini perlu extra tenaga dan pikiran lahir bathin untuk belajar SBMPTN, bukan hanya siswanya saja, tapi keterlibatan orangtua sangat diperlukan dalam support anak secara mental dan fisik.
Berbeda dengan Karina yang sukses lolos SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2013 lalu, melenggang ke Universitas Brawijaya, Vira harus setengah mati jungkir balik untuk sampai di ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
Vira gagal di SNMPTN pilihan prodi Teknik Geomatika ITS. Terjegal oleh teman baiknya yang sama-sama pilih prodi Teknik Geomatika.
Sebenarnya total nilai Vira lebih tinggi 0,5 dari temannya yang lolos SNMPTN dipilihan prodi yang sama dan PTN yang sama. Kok bisa?? Seperti yang saya posting disini, bahwa SNMPTN tidak semata melihat total nilai, tapi melihat satu persatu nilai rapot sehubungan dengan prodi yang dipilih. Tehnik Geomatika lebih memilih yang nilai Fisikanya lebih tinggi dibanding nilai Bahasa Inggris.
Nah temannya ini memang stabil nilainya dan nilai Fisika-nya lebih tinggi dari Vira, sedangkan nilai Fisika Vira rata-rata saja, tapi nilai Bahasa Inggris tinggi sehingga total nilai bisa melampaui temannya tsb.
Fine, gagal di SNMPTN dan congratulation buat teman tercinta. 
Masih ada kesempatan di SBMPTN.
BTW, restu dan izin orangtua juga perperan dalam pemilihan prodi.

SBMPTN
Sedikit kilas balik saat hari H ujian SBMPTN. Saya antar Vira ke lokasi tempat test yang harus lewat (puter balik) di pasar gembrong yang macetnya ‘aujubilah, jadi pagi buta saya sudah jalan dengan lampu jauh mobil menyala (masih gelap brow).  Alhamdulilah, selamat sampai tempat lokasi ujian. Setelah peserta ujian harus masuk kelas, saya masih berdiri di tempat parkir, saya lihat pemandangan yang menyedihkan, beberapa siswa memasuki area sekolah sambil nangis digandeng orangtuanya, kasihan mereka terlambat.
Perlu dipikirkan jauh hari, bagaimana lokasi menuju sekolah tempat test, survey dulu sebelumnya, kan kasihan kalau telat seperti itu, secara mental sudah down duluan sebelum mengerjakan soal ujian, mana soal-soalnya cabenya 99!
Lalu bagaimana hasil SBMPTN Vira?
Karena soal-soalnya boleh dibawa pulang, maka hasil jawaban Vira dicocokan pake kunci jawaban beberapa bimbel. Hasilnya lumayan bagus, kurang lebih 43%. Berharap bisa masuk ITB di program studi pilihan Teknik Geologi, atau Material Metalurgi ITS, atau Material Metalurgi UI.
Lolos ?
GAGAL son!
Kemudian kami mereview kenapa gagal?
  1. ITB perguruan tinggi negeri dengan nilai tertinggi dengan urutan ITB, UGM, UI dan ITS (sumbernya google sendiri ya)
  2. Salah ambil jurusan prodi, karena nilai 43% tidak cukup untuk Prodi Geologi dan Material metalurgi di 4 Perguruan Tinggi Negeri tersebut.
  3. Selain itu dari awal saya tidak rela dengan pilihan prodi yang menurut saya maha keras bagi anak perempuan saya yang lemah lembut, cantik jelita dan gampang sakit (ga enak belakangan-nya ya?)


JALUR MANDIRI PTN
Sebaiknya siapkan mental untuk menerima sekiranya tidak lulus SBMPTN supaya sakitnya tidak berlarut.
Sebelum pengumuman SBMPTN pun saya sudah mendaftar jalur mandiri ke beberapa PTN. Ikut test ke UGM Yogya 2 hari setelah ujian SBMPTN, hitung-hitung plesiran ke Yogya menghibur anak setelah stress melewati ujian yang cabenya 99 itu.
Daftar di jalur Mandiri Brawijaya, mayan test ujian sambil jalan-jalan ke Malang sambil tengokin kos kakaknya (Karina)
Daftar jalur mandiri ITS (PKM ITS) - http://smits.its.ac.id/sarjana/#pkm

Mandiri ITS tdak memerlukan ujian tulis, melainkan disaring berdasarkan hasil nilai ujian SBMPTN tahun terkait, dengan kelompok ujian SAINTEKS dan/atau CAMPURAN, jadi tidak bisa dari hasil ujian kelompok IPS.
Mekanisme Seleksi Masuk Jalur PKM
1. Seleksi penerimaan calon mahasiswa baru Program PKM-ITS TIDAK memerlukan ujian tulis. Seleksi PKM ITS untuk semua program studi akan didasarkan pada nilai/skor yang diperoleh dalam ujian SBMPTN Tahun 2016 kecuali program studi Desain Produk dan Industri (DESPRO). Khusus untuk pilihan program studi Desain Produk Industri, seleksi akan didasarkan pada nilai/skor yang diperoleh pada UMDESAIN Tahun 2016 atau jalur PKM untuk masuk program studi DESPRO.

2. Oleh karena itu, setiap calon peserta seleksi PKM ITS wajib terdaftar di SBMPTN Tahun 2016 dengan mengikuti Kelompok Ujian Saintek atau Campuran, kecuali yang memilih program studi Desain Produk Industri wajib terdaftar di UMDESAIN 2016 atau jalur PKM untuk masuk program studi DESPRO. Dengan demikian, dapat dikatakan semua program studi di ITS menerima pendaftar dari SMA/MA/SMK sejenis lulusan tahun 2014, 2015 dan 2016 dengan catatan pendaftar telah mengikuti SBMPTN 2016 kelompok ujian Saintek atau Campuran dan/atau UMDESAIN 2016 atau jalur PKM untuk masuk program studi DESPRO.

Untuk ITS ini kami perlu berdiskusi prodi apa yang akan diambil, mengingat ITS adalah salah satu PTN dengan permintaan nilai tinggi.

Bagaimana hasil tes mandiri 3 PTN tersebut?
Alhamdulilah 2 PTN lulus, dan Vira pilih ambil ITS.
Kemudian, sekarang sudah tahun ke 2 di ITS. Jangan disesali kalah nilai Fisika dari teman di jalur SNMPTN, karena pada akhirnya nilai bahasa Inggrisnya bisa membawa Vira ke berbagai negara dengan gratiss, melalui program International office ITS, selain juga pertimbangan-pertimbangan lainnya untuk lolos exchange dan kunjungan-kunjungan ke Univertsitas dibelahan bumi lainnya.
Awal semester depan, Vira dapat beasiswa exchange ke Korea Selatan. InshaAllah lancar.
Alhamdulihah.

Hikmah yang bisa diambil :
Ketika kegagalan itu datang, kita menangisi dan meratapi karena kita tidak tahu bahwa sebenarnya Allah sudah menetukan jalan terbaik buat kita, sesuai dengan usaha yang sudah kita lakukan.
Berusahalah dan belajar sekuat tenaga, karena tidak ada usaha yang hasilnya sia-sia, kita hanya perlu sabar sampai kita tahu akhirnya.
Sekali lagi, Allah menempatkan kita sesuai dengan usaha kita, dan scenario Allah itu hebat!


Komentar